Kelahiran suatu karya sastra tidak dapat dipisahkan dari keberadaan karya-karya sastra yang mendahuluinya, yang pernah diserap oleh sastrawan. Pada mulanya, dalam menciptakan karyanya seorang sastrawan tersebut melihat, meresapi, dan menyerap teks-teks lain yang menarik perhatiannya baik secara sadar atau tidak. Berlatar dari pernyataan inilah sastra bandingan perlu dikaji adanya.
Sebagai suatu aliran, kajian sastra bandingan terlihat belum begitu populer di kancah ilmiah masyarakat Indonesia. Perbandingan merupakan salah satu metode yang juga digunakan dalam penelitian. Dengan demikian, uraian yang digunakan dalam sastra bandingan tentunya bersandar pada dasar banding-membandingkan.
Sastra Bandingan dalam kajian umum serta dalam kaitannya dengan sejarah ataupun yang lainnya adalah merupakan bagian dari sastra. Sastra sebagai bagian dari kebudayaan, ditentukan antara lain oleh geografi dan sumber daya alam yang dapat menyusun suatu masyarakat dan menentukan tata nilai. Dalam karya sastra semua hal tersebut ditanggapi secara kreatif, sehingga suatu karya sastra perlu dibanding-bandingkan agar mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai persamaan dan perbedaan diberbagai budaya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat kajian sastra bandingan?
2. Apa ruang lingkup kajian sastra bandingan?
3. Apa hubungan antara sastra bandingan dan sastra nasional?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui hakikat kajian sastra bandingan.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup kajian sastra bandingan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara sastra bandingan dan sastra nasional.
Sastra bandingan adalah suatu kajian yang mempelajari hubungan timbal balik karya sastra dari dua atau lebih kebudayaan nasional yang biasanya berlainan bahasa, dan terutama pengaruh karya sastra yang satu terhadap karya sastra lain. Studi ini merupakan upaya interdisipliner, yakni lebih banyak memperhatikan hubungan sastra menurut aspek waktu dan tempat. Dari aspek waktu, sastra bandingan dapat membandingankan dua atau lebih periode yang berbeda. Sedangkan konteks tempat, akan mengikat satra bandingan menurut wilayah geografis sastra.
Konsep-konsep tersebut merepresentasikan bahwa sastra bandingan memang cukup luas, bahkan pada perkembangan selanjutnya konteks sastra bandingan tertuju pada bandingan sastra dengan bidang lain. Bandingan ini, guna merunut keterkaitan antar aspek kehidupan.
Dalam sastra bandingan kajian sastra dapat dilakukan dengan mengambil hanya dua karya sastra, misalnya dua sajak, dari sastra nasional yang berbeda. Selain itu sastra bandingan mencakup pula kajian tentang hubungan karya-karya sastra dengan berbagai bidang di luar kesusasteraan, misalnya dengan ilmu pengetahuan, agama, dan karya-karya seni.
Dalam pengertian lain, Remak mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut: “Sastra bandingan adalah studi sastra yang melewati batas-batas suatu negara serta hubungan antara sastra dan bidang pengetahuan dan kepercayaan lain.” Ringkasnya, sastra bandingan adalah perbandingan karya sastra yang satu dengan satu atau beberapa karya sastra lain, serta perbandingan karya sastra dengan ekspresi manusia dalam bidang lain.
Batasan-batasan yang memisahkan antara sastra dengan yang lain pada kajian perbandingan terletak pada bahasa-bahasa. Maka perbedaan antara bahasa adalah syarat untuk membangun kajian sastra banding. Pengaruh-pengaruh sastra yang ditulis dengan satu sama lain dan perbandingan yang terjadi antara sastrawan satu dengan yang lain mengenai bahasa yang satu tidak pula masuk bahasan sastra banding.
Menurut Sudjiman, batasan sastra bandingan adalah telaah dan analisis kesamaan serta pertalian karya sastra dari berbagai bahasa dan bangsa. Dari batasan tersebut dapat dipahami bahwa dasar perbandingan adalah kesamaan dan pertalian teks. Jadi, hakikat kajian sastra bandingan adalah mencari perbedaan atau kelainan, disamping kesamaan dan pertalian teks.
Untuk mengetahui hakikat sastra bandingan, maka dapat dipelajari lebih lanjut mengenai sifat-sifat dari kajian sastra bandingan sebagai berikut:
1. Kajian bersifat komparatif
Kajian ini terutama dititikberatkan pada penelaahan teks karya-karya sastra yang dibandingkan, misalnya karya sastra A dengan karya sastra B,. dapat dikatakan bahwa kajian ini merupakan titik awal munculnya sastra bandingan, oleh karena itu, kajian ini selalu dipandang sebagai bagian terpenting dalam kajian sastra bandingan.
2. Kajian bersifat historis
Kajian yang bersifat historis ini lebih memusatkan perhatian pada nilai-nilai historis yang melatarbelakangi kaitan antara satu karya sastra dengan karya sastra lainnya. Kajian ini dapat berupa, misalnya, masuknya satu buah pikiran, aliran, teori kritik sastra ataupun genre dari satu Negara ke Negara lainnya.
3. Kajian bersifat Teoritis
Kajian yang bersifat teoritis ini menggambarkan tentang konsep, criteria, batasan, ataupun aturan-aturan dalam berbagai bidang kesusastraan. Sebagai contoh adalh konsep-konsep mengenai berbagai aliran, criteria jenre, teori-teori pendekatan, serta batasan-batasan yang berkaitan dengan masalah tema.
4. Kajian bersifat antar-disiplin
Sifat kajian ini sesuai dengan judulnya, tidak menelaah karya-karya sastra semata-mata, melainkan membicarakan hubungan antara isi karya sastra dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, agama, dan bahkan juga karya-karya seni.
B. Ruang Lingkup Kajian Sastra Bandingan
Mencermati berbagai penjelasan yang dikemukakan berbagai pakar mengenai batasan-batasan kajian sastra bandingan agaknya masih terlihat mengambang. Menurut madzhab Perancis karya sastra diteliti dengan membandingkan dengan karya sastra lain atas pertimbangan dari aspek linguistik, pertukaran tema, gagasan, feeling dan nasionalisme. Madzhab ini lebih menekankan pada perbandingan sastra dengan sastra nasionalis yang didasarkan pada aspek intrinsik. Sedangkan madzhab Amerika lebih mengedepankan perbandingan karya sastra antarnegara, bangsa di satu pihak dan studi bandingan antarbidang di pihak lain.
Madzhab Amerika mengkritik tolok ukur sastra nasional seperti yang dikemukakan madzhab Perancis, bahwa sastra nasional terlalu sempit. Oleh karena itu, madzhab Amerika cenderung melihatnya sebagai tolok ukur yang bersifat kultural. Perbedaan budaya dan bahasa sudah cukup bagi madzhab ini untuk melaksanakan suatu perbandingan.
Pada mulanya, kajian sastra bandingan ini digunakan untuk studi sastra lisan. Seperti cerita-cerita rakyat, legenda, dongeng, dan sebagainya. Pada proses ini, sastra lisan dibandingkan dengan sastra tulisan. Dalam penjelasan lain, sastra bandingan mencakup studi hubungan antara dua kesusastraan atau lebih. Dalam hal ini, masalah yang timbul adalah mengenai masalah perbandingan karya-karya sastra.
Dalam pandangan Jost, sastra bandingan dapat meliputi aspek: pengaruh, sumber ilham (acuan), proses pengambilan ilham atau pengaruh dan tema dasar. Dalam kaitan ini ada empat kelompok kajian sastra bandingan jika dilihat dari aspek objek garapan yaitu; Pertama, kategori yang melihat hubungan karya sastu dengan lainnya dengan menelusuri juga kemungkinan adanya pengaruh satu karya terhadap karya yang lain. Termasuk dalam interdispliner dalam sastra bandingan adalah filsafat, sosiologi agama dan sebagainya. Kedua, kategori yang mengkaji tema karya sastra. Ketiga, kajian terhadap gerakan atau kecenderungan yang menandai suatu peradaban. Keempat, analisis bentuk karya sastra (genre).
Dalam lingkup kajian demikian, secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni: (1) kajian persamaan dan (2) kajian konsep pengaruh. Kajian persamaan, tidak selau menjawab masalah; mengapa terdapat persamaan namun juga lebih kepada apabila dua karya sastra memiliki kesamaan berarti ada hal paralel dalam bidang tertentu.
Jika kemudian masalah kebudayaan nasional atau batas negara yang menjadi prasyarat studi sastra bandingan, maka persoalan lain akan timbul jika dua atau lebih negara yang berbeda menggunakan bahasa yang sama sebagai bahasa nasionalnya.
C. Hubungan Antara Sastra Bandingan dan Sastra Nasional
Dalam studi sastra, perlu dipelajari tentang perbedaan antara sastra umum, sastra bandingan, dan sastra nasional. Dari ketiga istilah sastra ini, istilah “sastra bandingan” adalah yang paling rumit untuk dijelaskan pengertian dan penggambarannya. Bahkan, jenis studi yang penting ini kurang sukses secara akademis. Dalam hal ini sastra nasional berperan untuk menjaga penyampaian dan kemurnian kebudayaan nusantara sehingga keduanya saling memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kajian sastra bandingan.
Sastra bandingan digunakan oleh para ilmuwan sebagai media dalam proses kritik sastra. Pada mulanya, sastra ini dipakai untuk studi sastra lisan. Seperti cerita-cerita rakyat, legenda, dongeng, dan sebagainya. Pada proses ini, sastra lisan dibandingkan dengan sastra tulisan. Ada yang berpendapat bahwa sastra lisan hanya mengandung nilai-nilai budaya, adat istiadat tanpa unsur estetika. Namun, justru pendapat ini keliru. Karena, banyak karya sastra tulisan golongan atas yang mengambil tema dari kesusastraan rakyat sehingga meningkatkan status sosial.
Jadi, sastra bandingan bukanlah hanya menyangkut sastra lisan secara khusus. Sehingga sastra nusantara atau sastra nasional kerap kali disebut sebagai sastra lisan dan klasik. Karena ia berasal dari tradisi-tradisi yang menjadi budaya dalam suatu daerah tertentu.
Seperti halnya negeri-negeri di Eropa pada masa kebangkitannya yang pada dasarnya mengacu pada mitologi Yunani serta perjanjian lama dan injil. Hal ini didukung dengan adanya karya-karya terjemahan dari buku baru. Dalam kesusastraan Inggris terdapat sastra sejarah yang dihasilkan oleh semua masyarakat yang pernah memiliki kerajaan, sebab salah satu fungsinya adalah untuk mencatat apa yang telah dilakukan suatu dinasti dalam menciptakan kerajaan yang dipimpinnya. Karena cirinya sebagai alat legitimasi kekuasaan, sastra sejarah yang panjang dan lengkap mampu menjangkau asal-usul suatu masyarakat mulai dari zaman prasejarah sampai zaman sejarah. Dalam upaya merunut asal-usul itu sastra sejarah bisa dimulai dengan mitologi yang menjelaskan asal-muasal suatu bangsa.
Studi sastra bandingan mencakup studi hubungan antara dua kesusastraan atau lebih. Dalam hal ini, masalah yang timbul adalah mengenai masalah perbandingan karya-karya sastra. Misalnya, perbandingan karya sastra Inggris dan karya sastra Perancis. Perbandingan mengenai ketenaran, pengaruh, dan sebagainya. Namun, hal ini pula menjadi masalah baru yakni menjadikan para ilmuwan bosan berurusan dengan fakta, sumber dan pengaruh.
Selain perbedaan sastra bandingan dengan sastra umum, permasalahan lain yang muncul adalah mengenai perbedaan antara sastra universal dengan sastra nasional. Sastra nasional dianggap sebagai kawasan tertutup dibanding dengan sastra universal. Namun, pada kenyataannya sastra universal sangat berkaitan dengan sastra nasional. Seperti ruang lingkup sastra Eropa. Sastra yang membahas kesusastraan Inggris, Jerman, atau Perancis yang saling berkaitan mengenai sejarah, tema, bahasa dan sebagainya.
Kajian ini disamakan dengan sastra menyeluruh. Namun, Paul van Tieghem mencoba mengontraskannya. Menurutnya, sastra umum mempelajari tentang gerakan dan aliran sastra yang melampaui batas nasional. Sedangkan sastra bandingan mempelajari hubungan dua kesusastraan atau lebih. Tetapi, hal ini pun tidak bisa diterima begitu saja. Misalnya, orang tidak dapat membandingkan kepopuleran karya sastra sejarah yang melegenda dengan kepopuleran karya sastra umum di seluruh dunia.
Dari penjelasan ini dapat diketahui suatu keterkaitan antara sastra bandingan dan sastra nasional yang secara umum sastra nasional dianggap sebagai lingkup yang lebih tertutup dibandingkan dengan sastra universal. Akan tetapi antara keduanya dapat diteliti dengan menggunakan kajian sastra bandingan. Jadi, untuk dapat menggambarkan keterkaitan dan peran sastra nasional dan sastra bandingan, perlu diketahui sejarah sastra secara menyeluruh.
PENUTUP
Kajian sastra bandingan secara umum dapat diketahui melalui dua madzhab. Pertama, madzhab Perancis yang menekankan pada perbandingan sastra dengan sastra nasionalis yang didasarkan pada aspek intrinsik dimana karya sastra diteliti dengan membandingkan dengan karya sastra lain atas pertimbangan dari aspek linguistik, pertukaran tema, gagasan, feeling dan nasionalisme. Kedua, madzhab Amerika lebih mengedepankan perbandingan karya sastra antarnegara, bangsa di satu pihak dan studi bandingan antarbidang di pihak lain.
Keterkaitan antara sastra bandingan dan sastra nasional yang secara umum sastra nasional dianggap sebagai lingkup yang lebih tertutup dibandingkan dengan sastra bandingan. Sastra secara menyeluruh berarti mempelajari tentang gerakan dan aliran sastra yang melampaui batas nasional. Sedangkan sastra bandingan mempelajari hubungan dua kesusastraan atau lebih.
DAFTAR PUSTAKA
هلال, محمد أينمي. دور الأدب المقارن- في توجيه دراسات الأدب العربي المعاصر-. نهضة مصر.
B. Trisman, dkk. 2002. Antologi Esai Sastra Bandingan Dalam Sastra Indonesia Modern. Jakarta: Pusat Bahasa DEPDIKNAS.
Damono, Sapardi Djoko. 2005. Pegangan Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: Pusat Bahasa DEPDIKNAS.
http://www.sastra-umum-sastra-bandingan-dan-sastra-nasional.com, diakses pada tanggal 23 Desember 2010.
http://www.sekilas-tentang-sastra-bandingan//catatan-sastra.com.htm,diakses pada tanggal 26 Desember 2010.
0 komentar:
Posting Komentar