A. Latar Belakang
Seorang penulis menciptakan sebuah karya sastra berlandaskan pada bentuk dan isi yang pada dasarnya mewakili ide dan tanggapannya terhadap kehidupan dan segala makna yang ada di dalamnya (C. Brooks dalam Saman, 2001: 45). Sebelum terwujud dalam sebuah karya sastra, seorang pengarang telah melewati berbagai tahapan yang mungkin tidak diketahui oleh orang yang jauh dari lingkungannya. Ia mungkin telah mengembara, melibatkan diri, membaca, menyelidiki, memilih data, mengasingkan diri, dan lain sebagainya. Karya sastra adalah ungkapan perasaan dan potret realitas sosial. Sebagai lembaga sosial yang menyuarakan pandangan dunia pengarangnya, sastra bukan semata-mata fakta empiris yang bersifat langsung, tetapi merupakan suatu gagasan, aspirasi, dan perasaan yang dapat mempersatukan kelompok sosial masyarakat. Bahkan, sastra dapat diposisikan sebagai dokumen sosio-budaya. Sedangkan ide atau gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi penciptaan suatu karya sastra, menurut Fananie, disebut dengan tema. Tema dalam sebuah karya sastra menempati posisi yang sangat penting karena tema merupakan ide pusat yang terdapat dalam karya sastra.